Selasa, 18 Juni 2013

laporan Observasi Peran Kepsek Managemen Sekolah di patebon

BAB II
KAJIAN TEORI

Menurut Soetopo (1984:1) Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. Sedangkan menurut Handoko (1995:294) bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai sasaran. Sedangkan menurut Stoner Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya (Handoko,1995:295).
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi manusia baik perorangan maupun kelompok (Thoha,2004:264). Dari berbagai pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpian untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerjasama mencapai suatu tujuan kelompok. Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Edwin mengemukakan 6 (enam) sifat kepemimpinan yaitu:
1.        kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau pelaksana fungsi-fungsi dasar manajemen.
2.        kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses.
3.        kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya piker.
4.        ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5.        kepercayaan diri, atau pandangan pada diri sehingga mampu menghadapi masalah.
6.        inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inofasi (Handoko,1995:297).
Agar proses pengembangan para personalia pendidikan berjalan dengan baik, antara lain dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Ialah suatu kepemimpinan yang menghargai usaha para bawahan, yang memperlakukan mereka sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minat masing-masing individu, yang memberi dorongan untuk berkembang dan mengarahkan diri ke arah tercapainya tujuan lembaga pendidikan.
Kepemimpinan yang efektif selalu memanfaatkan kerja sama dengan bawahan untuk mencapai cita-cita organisasi. Dengan cara seperti itu pemimpin akan banyak mendapat bantuan pikiran, semangat, dan tenaga dari bawahan yang akan menimbulkan semangat bersama dan rasa persatuan, sehingga akan memudahkan proses pendelegasian dan pemecahan masalah yang semuanya memajukan perencanaan pendidikan.
Antara kepemimpinannya dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan akan menjiwai manajer dalam melaksanakan tugasnya. Tugas kepala sekolah sering dirumuskan sebagai EMASLIM, artinya educator (pendidikan), manager, administrator, supervisor, leader (pemimpin), inovator (pencipta), dan motivator (pendorong). Dalam melaksanakan ketujuh tugas itulah kepemimpinan akan ditetapkan. Dengan kata lain, kepeminpinan harus terpadu dalam pelaksanaan ketujuh tugas tersebut. Sejalan dengan implementasi konsep MBS, maka semakin penting peran kepala sekolah sebagai manajer (pengelola) Pendidikan disatuan sekolah dalam upaya meningkatkan mutu sekolah. Sebagai seorang manajer aktifitasnya harus melakukan manajemen (mengelola) sekolah yang berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan. 
Dalam pengelolaan sekolah hendaknya melalui berbagai kegiatan (aktivitas), sebagaimana dikemukakan oleh A.Tabrani Rusyan “Pada umumnya kegiatan manajer atau aktivitas manajemen itu adalah : Planing, Organizing, staffing, Directing dan controlling”. (1997 : 20). Sedangkan Dadi Permadi Berpendapat "Prinsip Prinsip manajemen yang lama dirumuskan dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling). Dalam manajemen yang modern sudah berubah dimana sebelum membuat perencanaan sebaiknya didahului dengan mengkaji informasi informasi yang relevan. Dan kedua pendapat di atas pada prinsipnya mempunyai kesamaan pendapat bahwa dalam rangka pengelolaan sekolah tidak lepas dari perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan, yang pada manajemen modern sebelum memulai langkah tersebut perlu mengkaji sumber informasi terutama relevansinya dengan perubahan perubahan (inovasi).  Oleh karena itu, peran kepala sekolah sebagai manajer mempunyai tugas dan kewjiban sebagai berikut:
1.      Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia
2.      Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama
3.      Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, sekolah dan pemerintah tentang mutu sekolah
4.      Meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah untuk pencapaian mutu yang diharapkan.
Kepala sekolah adalah penghubung terpenting dalam jaringan itu untuk memastikan efektivitas sekolah., kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi menduduki jabatan itu. Dalam kenyataannya, banyak diantaranya yang tadinya berkinerja sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul setelah menjadi kepala sekolah. Karenanya, orang-orang seperti ini telah mencapai puncak inkompetensinya dan akan tetap disitu sampai pensiun. Para kepala sekolah perlu memperoleh persiapan dan pelatihan, untuk mengelola sekolahnya secara efektif dan ini mcrupakan kebutuhan yang mendesak di negara sedang berkembang seperti di Indonesia ini. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kepala sekolah merefleksikan realitas situasi di Indonesia, yang peranannya kepala sekolah semakin rumit, cara ini dirancang untuk lebih menyadarkan kepala sekolah tentang perlunya upaya terus menerus untuk mengembangkan diri agar dapat menjadi kepala sekolah yang efektif. Hal ini perlu ditularkan pada staf sekolah, agar pengembangan diri ini mengelembaga di sekolah yang bersangkutan. Fungsi Kepala Sekolah Sebagai:
1.      administrator, mengelola adiministrasi sekolah, dalam hal menyusun program tahunan (RAPBS), serta hal hal yang berkaitan dengan sekolah.
2.      Sebagai komunikator. Kepala sekolah memberikan pengarahan pembinaan para guru.
3.      Sebagai motivator. Kepala sekolah hendaknya dapat membangkitkan dan memelihara kegairahan kerja pada guru, dengan memberikan gagasan gagasan yang baik bagi penyampaian KBM.
4.      Sebagai inovator. Kepala sekolah hendaknya memiliki prakarsa atau gagasan perbaikan dalam pembaharuan pendidikan dan mendorong guru untuk melakukan hal yang berkaitan dengan pelajaran.
5.      Sebagai fasilitator. Kepala sekolah harus mampu mengusahakan pengadaan alat/sarana sekolah, seperti meubelair dan sebagainya.
6.      Sebagai dinamisator. Kepala sekolah harus mampu sebagai pengerak dalam pencapaian tujuan sekolah. 
7.      Sebagai transformator. Kepala sekolah sebagai alat penyampai nilai nilai pada gurunya.
8.      Sebagai stimulator. Kepala sekolah harus mampu sebagai perangsang pemicu semangat kerja kepada guru. 
9.      Kepala sekolah sebagai pelaksana dan pengemban kurikulum.
10.  Kepala sekolah sebagai pembimbing. Kepala sekolah harus mampu mengembangkan profesi guru. 



BAB III
PEMBAHASAN
A.           Profil Sekolah
1.      Nama Sekolah             :   SD NEGERI 2 BULUGEDE
2.      Alamat                                    :   Jl Amarta no. 14  Desa  Bulugede, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal
3.      Status Sekolah                        :  Negeri
4.      Status Akreditasi        :  B tahun 2006
5.      N.DS                           :        -
6.      N.S.S.                          :  101032414002
7.      Luas Lahan/ Tanah      :  2.071,55 m2
8.      Status Tanah / sertifikat          :  Milik Desa
9.      Sertifikat                     :  Belum sertifikat
10.  Jumlah Ruang Belajar :  6 ruang kelas
No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Guru Pengampu
1
I
17
13
30
Sri sulasmi
2
II
19
8
27
Tri Indah Wati
3
III
18
12
30
Alif Darmawan
4
IV
17
16
33
Maryatun
5
V
15
20
35
Siti Mualimah,S.Pd
6
VI
11
14
25
Eny Purwantaka.S.Pd
Jumlah
97
83
180










11.  Jumlah rombongan belajar :  6 rombongan belajar , terdiri dari :
12.  Mata Pelajaran Muatan Lokal :
                                             a.      Pilihan 1       : Bahasa Jawa
                                             b.      Pilihan 2      : Seni Suara Jawa
                                             c.      Pilihan 3      : Bahasa Inggris
13.  Visi dan Misi Sekolah
Visi :
Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif dalam upaya menjadikan siswa yang cerdas, berakhlaq mulia dan berwawasan lingkungan berdasarkan Iman dan taqwa.
Misi:
1.      Menanamkan keyakinan/akidah melalui pengamalan ajaran agama yang diwujudkan dalam mata pelajaran agama, pembiasaan maupun keteladanan.
2.      Melaksanakan pembelajaran Agama di sekolah dengan menekankan pada penerapan akidah dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Membina budi pekerti dan kedisiplinan siswa melalui kegiatan pembiasaan dan keteladanan,
4.      Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif berpola paikem untuk mengembangkan potensi akademik yang dimiliki siswa.
5.      Membiasakan bersikap tanggung jawab terhadap tugas dan tertib di sekolah
6.      Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, bahasa, olahraga, seni budaya dan seni islami sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dangan bakat dan minat siswa.
B.  Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah
Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Sesuai dengan teori yang ditetapkan oleh Edwin tentang sifat yang perlu dimiliki oleh pemimpin, Bapak Susilo sebagai Kepala Sekolah  di SD N Bulugede 02, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal dalam menerapkan manajemen kepemimpinan kepala sekolah memiliki sifat kepemimpinan yaitu:
1.         Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau pelaksana fungsi-fungsi dasar manajemen.
2.         Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses.
3.         Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya piker.
4.         Ketegasan, atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5.         Kepercayaan diri, atau pandangan pada diri sehingga mampu menghadapi masalah.
6.         Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inofasi (Handoko,1995:297).
Kepala sekolah sebagai pemimpin yang tugas dan kewajibannya adalah mengarahkan bawahan kepada suatu komitmen dalam pelaksanaan tugas. Dengan demikian bahwa kepala sekolah harus senantiasa mempengaruhi bawahan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Hal ini bisa kita kaji gagasan dari Ki Hajar Dewantara sebagai berikut : 
·         Ing ngarso mangun karsa, artinya seorang pemimpin hendaknya menjadi panutan (contoh ) bagi bawahan.
·         Ing Madya mangun karsa, artinya pemimpin ikut kegiatan menggugah semangat anak buahnya.
·         Tut Wuri Handayani, artinya pemimpin berupaya memberikan dorongan dari belakang. 
Bagi orang Islam kepemimpinan Rassulullah wajar dijadikan landasan filosofis, dimana kepemimpinan beliau sangat mengedepankan contoh contoh perbuatan yang baik. Dengan demikian bagi seorang pemimpin yang dapat memberikan contoh nanti tidak aka sulit mengarahkan bawahan kearah yang diharapkan. Dalam pelaksanaannya keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh hal hal sebagai berikut : 
a.       Kepribadian yang kuat. Kepala sekolah harus mengembangkan pribadi percaya diri, berani, bersemangat, murah hati dan memiliki kepekaan sosial. 
b.      Memahami tujuan pendidikan dengan baik. Pemahaman yang baik merupakan bekal utama kepala sekolah agar dapat menjelaskan kepada guru, siswa dan pihak lain serta menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya. 
c.       Pengetahuan yang luas. Kepala sekolah harus memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun bidang lain yang terkait. 
d.      Keterampilan profesional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah, yaitu : 
·         Keterampilan teknis, misalnya penyusun jadwal pelajaran mengsupervisi pengajaran, memimpin rapat dan dan seterusnya. 
·         Keterampilan hubungan kemanusiaan, misalnya bekerjasama dengan orang lain, memotivasi, mendorong guru dan seterusnya. 
·         Keterampilan konseptual, misalnya mengembangkan konsep pengembangan sekolah memperkirakan masalah yang akan muncul dan mencari pemecahannya. 
Menurut pak Susilo seorang pemimpin pemimpinan harus selalu memanfaatkan kerja sama dengan bawahan untuk mencapai cita-cita organisasi. Dengan cara seperti itu beliau banyak mendapat bantuan pikiran, semangat, dan tenaga dari bawahan yang akan menimbulkan semangat bersama dan rasa persatuan, sehingga akan memudahkan proses pendelegasian dan pemecahan masalah yang semuanya memajukan perencanaan pendidikan. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah  di SD Negeri 02 Bulugede, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal yaitu Bapak Susisno, S.Pd. yaitu:
Ibarat tubuh manusia, pemimpin adalah otaknya. Otak adalah bagian utama yang membuat seluruh organ tubuh berfungsi. Otak memungkinkan seluruh tubuh melakukan suatu pekerjaan, menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan sesuai ide sang otak. Bahkan selagi otak berfungsi dengan baik, seseorang dapat bepergian ke mana saja meski tidak memiliki tangan dan kaki. Sebagaimana otak manusia yang dipilahkan ke dalam tipe genius, cerdas, normal dan bawah normal, kualitas pimpinan sebagai “otak sekolah” juga beragam. Ada pemimpin sekolah yang cerdas, kreatif, dan penuh tanggung jawab, tapi ada pula yang kurang kreatif, kurang cerdas dan kurang bertanggung jawab.
Pemimpin bertugas untuk membimbing dan mengarahkan bawahan agar bekerja sesuai tujuan sekolah. Oleh karena itu, pemimpin sekolah dituntut memiliki keberanian dan kemampuan menggerakkan bawahan, siswa dan wali murid agar arahan dan instruksinya didengar dan dilaksanakan.
Ketika setiap hari kepala sekolah dan guru terlibat dalam upaya ”mengelola hal-hal yang berantakan”, dan mengatasi krisis yang selalu muncul selama masa sekolah, mereka perlu memahami apa masalahnya dan apa yang sedang mereka coba bereskan. Tanpa pemahaman rasional, mereka akan hanyut dalam reaksi-reaksi instingtif terhadap aneka masalah yang dihadapi, sehingga justru menambah masalah dan beban stres mereka. Bersikap seimbang dan fokus harus selalu dimunculkan untuk memulihkan stabilitas ditengah-tengah simpang-siur aktivitas sehari-hari, sekaligus untuk memulihkan energi yang terus melemah Starratt (2007) mengingatkan para kepala sekolah, untuk menyadari beberapa unsur dalam landasannya sendiri, yakni bersikap adil membantu para guru, dan menyediakan guru-guru terbaik bagi para siswa.
Bagaimanapun ia harus berusaha menguntungkan semuanya: guru untung, siswa untung, kepala sekolah untung, dan dewan guru pun untung. Ia akan menghindari situasi dimana satu pihak diuntungkan dengan mengorbankan pihak lain. Sadar akan banyaknya hal yang dipertaruhkan, ia lebih mungkin mengarahkan situasi sehingga tidak merosot menjadi situasi untung rugi atau menang kalah. Ia akan menghormati nilai-nilai mereka dan tidak akan terpaksa untuk mengorbankan satu pihak demi menguntungkan yang lain.
BAB IV
PENUTUP
A.    Simpulan
Setelah kami melakukan observasi SD N Bulugede II, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, sebagian besar manajemen  sudah berjalan dengan baik. Manajemen sangat penting diperhatikan bagi sekolah. Pentingnya manajemen sekolah adalah membantu memperlancar pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif dan efisien. Dari hasil tersebut terbukti bahwa manajemen sekolah sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan terutama pengaruhnya terhadap hasil (output).  Dengan manajemen sekolah yang baik tercerminlah mutu dan kualitas sekolah tersebut, dalam hal ini  SD N Bulugede II, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal yang menjadikannya dapat diperhitungkan untuk bersaing dengan sekolah
Bila setiap jenjang dan  jenis sekolah sebagai organisasi pendidikan  telah tercapai dengan baik, maka diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.
Manajemen sekolah di SD N Bulugede II, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal sangat penting dalam rangka kegiatan organisasi sekolah karena di situ lebih ditekankan bagaimana cara dapat mempengaruhi , mengajak orang lain serta mengatur hubungan dengan orang lain agar bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kendali dipegang oleh seorang manajer. Kepala sekolah sebagai manajer hendaknya dapat menerapkan pola kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan yang efektif dalam manajemen sekolah sangat dibutuhkan untuk memberdayakan segala sumber daya manusia, dana, serta fasilitas yang ada.
Untuk melaksanakan tugas kepala sekolah dibantu oleh wakil di bidang kurikulum,  sarana-prasarana, kesiswaan, humas, dan keuangan. Dan apabila fungsi manajemen sekolah dilihat dari aktivitas manajemennya meliputi kegiatan manajerial oleh kepala sekolah dan kegiatan operatif oleh para pembantu pelaksananya.

B.     Saran
1.        Kepala SD N Bulugede II, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal diharapkan dapat berkoordinasi dengan wakil serta pelaksana lain agar manajemen sekolah dapat berjalan dengan baik.
2.        Manajemen sekolah harus dilaksanakan dengan efektif untuk mendukung tercapainya tujuan sekolah.
3.        Manajemen berbasis sekolah (MBS)  perlu dikembangkan dengan baik oleh kepala sekolah selaku manajer, beserta  seluruh jajarannya .
4.        Komunikasi yang baik dalam organisasi sekolah akan mendukung keberhasilan manajemen SD N Bulugede II, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.

5.        Segala hambatan yang muncul harus dapat disikapi secara cermat oleh manajer sekolah.