BAB II
KAJIAN TEORI
Menurut
Soetopo (1984:1) Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu
kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu
tujuan bersama. Sedangkan menurut Handoko (1995:294) bahwa kepemimpinan
merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar
bekerja mencapai sasaran. Sedangkan menurut Stoner Kepemimpinan adalah suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya (Handoko,1995:295).
Kepemimpinan
adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi
perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi manusia baik perorangan maupun
kelompok (Thoha,2004:264). Dari
berbagai pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan seorang pemimpian untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang
lain untuk bekerjasama mencapai suatu tujuan kelompok. Upaya untuk menilai sukses tidaknya
pemimpin itu dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat
dan kualitas atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai
kepemimpinannya. Edwin mengemukakan 6 (enam) sifat kepemimpinan yaitu:
1.
kemampuan dalam kedudukannya sebagai
pengawas (supervisory ability) atau pelaksana fungsi-fungsi dasar manajemen.
2.
kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan,
mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan sukses.
3.
kecerdasan, mencakup kebijakan,
pemikiran kreatif, dan daya piker.
4.
ketegasan, atau kemampuan untuk membuat
keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5.
kepercayaan diri, atau pandangan pada
diri sehingga mampu menghadapi masalah.
6.
inisiatif, atau kemampuan untuk
bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan
cara-cara baru atau inofasi (Handoko,1995:297).
Agar
proses pengembangan para personalia pendidikan berjalan dengan baik, antara
lain dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Ialah suatu kepemimpinan yang
menghargai usaha para bawahan, yang memperlakukan mereka sesuai dengan bakat,
kemampuan, dan minat masing-masing individu, yang memberi dorongan untuk
berkembang dan mengarahkan diri ke arah tercapainya tujuan lembaga pendidikan.
Kepemimpinan
yang efektif selalu memanfaatkan kerja sama dengan bawahan untuk mencapai
cita-cita organisasi. Dengan cara seperti itu pemimpin akan banyak mendapat
bantuan pikiran, semangat, dan tenaga dari bawahan yang akan menimbulkan
semangat bersama dan rasa persatuan, sehingga akan memudahkan proses
pendelegasian dan pemecahan masalah yang semuanya memajukan perencanaan
pendidikan.
Antara kepemimpinannya dan
manajerial tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan akan menjiwai manajer dalam
melaksanakan tugasnya. Tugas kepala sekolah sering dirumuskan sebagai EMASLIM,
artinya educator (pendidikan), manager, administrator, supervisor, leader
(pemimpin), inovator (pencipta), dan motivator (pendorong). Dalam melaksanakan
ketujuh tugas itulah kepemimpinan akan ditetapkan. Dengan kata lain,
kepeminpinan harus terpadu dalam pelaksanaan ketujuh tugas tersebut. Sejalan
dengan implementasi konsep MBS, maka semakin penting peran kepala sekolah
sebagai manajer (pengelola) Pendidikan disatuan sekolah dalam upaya
meningkatkan mutu sekolah. Sebagai seorang manajer aktifitasnya harus melakukan
manajemen (mengelola) sekolah yang berorientasi pada pencapaian tujuan
pendidikan.
Dalam pengelolaan sekolah hendaknya
melalui berbagai kegiatan (aktivitas), sebagaimana dikemukakan oleh A.Tabrani
Rusyan “Pada umumnya kegiatan manajer atau aktivitas manajemen itu adalah :
Planing, Organizing, staffing, Directing dan controlling”. (1997 : 20).
Sedangkan Dadi Permadi Berpendapat "Prinsip Prinsip manajemen yang lama
dirumuskan dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling). Dalam
manajemen yang modern sudah berubah dimana sebelum membuat perencanaan
sebaiknya didahului dengan mengkaji informasi informasi yang relevan. Dan kedua
pendapat di atas pada prinsipnya mempunyai kesamaan pendapat bahwa dalam rangka
pengelolaan sekolah tidak lepas dari perencanaan, pengorganisasian dan
pengawasan, yang pada manajemen modern sebelum memulai langkah tersebut perlu
mengkaji sumber informasi terutama relevansinya dengan perubahan perubahan (inovasi).
Oleh karena itu, peran kepala sekolah sebagai manajer mempunyai tugas dan
kewjiban sebagai berikut:
1.
Meningkatkan
mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia
2.
Meningkatkan kepedulian
warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui
pengambilan keputusan bersama
3.
Meningkatkan
tanggung jawab sekolah kepada orang tua, sekolah dan pemerintah tentang mutu
sekolah
4.
Meningkatkan
kompetensi yang sehat antar sekolah untuk pencapaian mutu yang diharapkan.
Kepala sekolah adalah penghubung
terpenting dalam jaringan itu untuk memastikan efektivitas sekolah., kepala
sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi menduduki
jabatan itu. Dalam kenyataannya, banyak diantaranya yang tadinya berkinerja
sangat bagus sebagai guru, menjadi tumpul setelah menjadi kepala sekolah.
Karenanya, orang-orang seperti ini telah mencapai puncak inkompetensinya dan
akan tetap disitu sampai pensiun. Para kepala sekolah perlu memperoleh
persiapan dan pelatihan, untuk mengelola sekolahnya secara efektif dan ini
mcrupakan kebutuhan yang mendesak di negara sedang berkembang seperti di
Indonesia ini. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kepala sekolah
merefleksikan realitas situasi di Indonesia, yang peranannya kepala sekolah
semakin rumit, cara ini dirancang untuk lebih menyadarkan kepala sekolah
tentang perlunya upaya terus menerus untuk mengembangkan diri agar dapat menjadi
kepala sekolah yang efektif. Hal ini perlu ditularkan pada staf sekolah, agar
pengembangan diri ini mengelembaga di sekolah yang bersangkutan. Fungsi Kepala
Sekolah Sebagai:
1.
administrator,
mengelola adiministrasi sekolah, dalam hal menyusun program tahunan (RAPBS),
serta hal hal yang berkaitan dengan sekolah.
2.
Sebagai
komunikator. Kepala sekolah memberikan pengarahan pembinaan para guru.
3.
Sebagai
motivator. Kepala sekolah hendaknya dapat membangkitkan dan memelihara
kegairahan kerja pada guru, dengan memberikan gagasan gagasan yang baik bagi
penyampaian KBM.
4.
Sebagai inovator.
Kepala sekolah hendaknya memiliki prakarsa atau gagasan perbaikan dalam
pembaharuan pendidikan dan mendorong guru untuk melakukan hal yang berkaitan
dengan pelajaran.
5.
Sebagai
fasilitator. Kepala sekolah harus mampu mengusahakan pengadaan alat/sarana
sekolah, seperti meubelair dan sebagainya.
6.
Sebagai
dinamisator. Kepala sekolah harus mampu sebagai pengerak dalam pencapaian
tujuan sekolah.
7.
Sebagai
transformator. Kepala sekolah sebagai alat penyampai nilai nilai pada gurunya.
8.
Sebagai
stimulator. Kepala sekolah harus mampu sebagai perangsang pemicu semangat kerja
kepada guru.
9.
Kepala sekolah
sebagai pelaksana dan pengemban kurikulum.
10. Kepala sekolah sebagai pembimbing. Kepala sekolah
harus mampu mengembangkan profesi guru.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Profil Sekolah
1. Nama Sekolah : SD NEGERI 2 BULUGEDE
2. Alamat : Jl Amarta no.
14 Desa
Bulugede, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal
3.
Status
Sekolah : Negeri
4.
Status
Akreditasi : B tahun 2006
5.
N.DS : -
6.
N.S.S. : 101032414002
7.
Luas
Lahan/ Tanah : 2.071,55 m2
8.
Status
Tanah / sertifikat : Milik Desa
9.
Sertifikat : Belum sertifikat
10.
Jumlah
Ruang Belajar : 6 ruang kelas
No
|
Kelas
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
Guru Pengampu
|
1
|
I
|
17
|
13
|
30
|
Sri
sulasmi
|
2
|
II
|
19
|
8
|
27
|
Tri
Indah Wati
|
3
|
III
|
18
|
12
|
30
|
Alif
Darmawan
|
4
|
IV
|
17
|
16
|
33
|
Maryatun
|
5
|
V
|
15
|
20
|
35
|
Siti
Mualimah,S.Pd
|
6
|
VI
|
11
|
14
|
25
|
Eny
Purwantaka.S.Pd
|
Jumlah
|
97
|
83
|
180
|
|
11.
Jumlah
rombongan belajar : 6 rombongan belajar , terdiri dari :
12. Mata
Pelajaran Muatan Lokal :
a.
Pilihan
1 : Bahasa Jawa
b.
Pilihan
2 : Seni Suara Jawa
c.
Pilihan
3 : Bahasa Inggris
13. Visi dan
Misi Sekolah
Visi :
Mewujudkan
lingkungan sekolah yang kondusif dalam upaya menjadikan siswa yang cerdas,
berakhlaq mulia dan berwawasan lingkungan berdasarkan Iman dan taqwa.
Misi:
1. Menanamkan
keyakinan/akidah melalui pengamalan ajaran agama yang diwujudkan dalam mata
pelajaran agama, pembiasaan maupun keteladanan.
2. Melaksanakan
pembelajaran Agama di sekolah dengan menekankan pada penerapan akidah dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Membina
budi pekerti dan kedisiplinan siswa melalui kegiatan pembiasaan dan
keteladanan,
4. Menyelenggarakan
pembelajaran dan bimbingan yang efektif berpola paikem untuk mengembangkan
potensi akademik yang dimiliki siswa.
5. Membiasakan
bersikap tanggung jawab terhadap tugas dan tertib di sekolah
6.
Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK,
bahasa, olahraga, seni budaya dan seni islami sesuai dengan bakat, minat dan
potensi siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang sesuai dangan bakat dan minat siswa.
B. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah
Upaya untuk menilai sukses tidaknya pemimpin itu
dilakukan antara lain dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas
atau mutu perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria untuk menilai
kepemimpinannya. Sesuai dengan teori yang
ditetapkan oleh Edwin tentang sifat yang perlu dimiliki oleh pemimpin, Bapak
Susilo sebagai Kepala Sekolah di SD N Bulugede 02, Kecamatan
Patebon, Kabupaten Kendal dalam menerapkan manajemen
kepemimpinan kepala sekolah memiliki sifat kepemimpinan yaitu:
1.
Kemampuan
dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability) atau pelaksana
fungsi-fungsi dasar manajemen.
2.
Kebutuhan
akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan
sukses.
3.
Kecerdasan,
mencakup kebijakan, pemikiran kreatif, dan daya piker.
4.
Ketegasan,
atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah
dengan cakap dan tepat.
5.
Kepercayaan
diri, atau pandangan pada diri sehingga mampu menghadapi masalah.
6.
Inisiatif,
atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian
kegiatan dan menemukan cara-cara baru atau inofasi (Handoko,1995:297).
Kepala sekolah sebagai pemimpin
yang tugas dan kewajibannya adalah mengarahkan bawahan kepada suatu komitmen
dalam pelaksanaan tugas. Dengan demikian bahwa kepala sekolah harus senantiasa
mempengaruhi bawahan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Hal ini
bisa kita kaji gagasan dari Ki Hajar Dewantara sebagai berikut :
·
Ing ngarso
mangun karsa, artinya seorang pemimpin hendaknya menjadi panutan (contoh ) bagi
bawahan.
·
Ing Madya mangun
karsa, artinya pemimpin ikut kegiatan menggugah semangat anak buahnya.
·
Tut Wuri
Handayani, artinya pemimpin berupaya memberikan dorongan dari belakang.
Bagi orang Islam kepemimpinan
Rassulullah wajar dijadikan landasan filosofis, dimana kepemimpinan beliau
sangat mengedepankan contoh contoh perbuatan yang baik. Dengan demikian bagi
seorang pemimpin yang dapat memberikan contoh nanti tidak aka sulit mengarahkan
bawahan kearah yang diharapkan. Dalam pelaksanaannya keberhasilan
kepemimpinan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh hal hal sebagai berikut
:
a.
Kepribadian yang
kuat. Kepala sekolah harus mengembangkan pribadi percaya diri, berani,
bersemangat, murah hati dan memiliki kepekaan sosial.
b.
Memahami tujuan
pendidikan dengan baik. Pemahaman yang baik merupakan bekal utama kepala
sekolah agar dapat menjelaskan kepada guru, siswa dan pihak lain serta
menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya.
c.
Pengetahuan yang
luas. Kepala sekolah harus memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang
tugasnya maupun bidang lain yang terkait.
d.
Keterampilan
profesional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah, yaitu :
·
Keterampilan
teknis, misalnya penyusun jadwal pelajaran mengsupervisi pengajaran, memimpin
rapat dan dan seterusnya.
·
Keterampilan
hubungan kemanusiaan, misalnya bekerjasama dengan orang lain, memotivasi,
mendorong guru dan seterusnya.
·
Keterampilan
konseptual, misalnya mengembangkan konsep pengembangan sekolah memperkirakan
masalah yang akan muncul dan mencari pemecahannya.
Menurut pak Susilo seorang pemimpin pemimpinan
harus selalu memanfaatkan kerja sama dengan bawahan untuk mencapai cita-cita
organisasi. Dengan cara seperti itu beliau banyak mendapat bantuan pikiran,
semangat, dan tenaga dari bawahan yang akan menimbulkan semangat bersama dan
rasa persatuan, sehingga akan memudahkan proses pendelegasian dan pemecahan
masalah yang semuanya memajukan perencanaan pendidikan. Gaya
kepemimpinan Kepala Sekolah di SD Negeri 02 Bulugede, Kecamatan
Patebon, Kabupaten Kendal yaitu Bapak Susisno, S.Pd. yaitu:
Ibarat tubuh manusia, pemimpin adalah
otaknya. Otak adalah bagian utama yang membuat seluruh organ tubuh berfungsi.
Otak memungkinkan seluruh tubuh melakukan suatu pekerjaan, menghasilkan sesuatu
atau mencapai suatu tujuan sesuai ide sang otak. Bahkan selagi otak berfungsi
dengan baik, seseorang dapat bepergian ke mana saja meski tidak memiliki
tangan dan kaki. Sebagaimana otak manusia yang dipilahkan ke dalam tipe genius,
cerdas, normal dan bawah normal, kualitas pimpinan sebagai “otak sekolah” juga
beragam. Ada pemimpin sekolah yang cerdas, kreatif, dan penuh tanggung jawab,
tapi ada pula yang kurang kreatif, kurang cerdas dan kurang bertanggung jawab.
Pemimpin bertugas untuk membimbing dan
mengarahkan bawahan agar bekerja sesuai tujuan sekolah. Oleh karena itu,
pemimpin sekolah dituntut memiliki keberanian dan kemampuan
menggerakkan bawahan, siswa dan wali murid agar arahan dan
instruksinya didengar dan dilaksanakan.
Ketika setiap hari
kepala sekolah dan guru terlibat dalam upaya ”mengelola hal-hal yang
berantakan”, dan mengatasi krisis yang selalu muncul selama masa sekolah,
mereka perlu memahami apa masalahnya dan apa yang sedang mereka coba bereskan.
Tanpa pemahaman rasional, mereka akan hanyut dalam reaksi-reaksi instingtif
terhadap aneka masalah yang dihadapi, sehingga justru menambah masalah dan
beban stres mereka. Bersikap seimbang dan fokus harus selalu dimunculkan untuk
memulihkan stabilitas ditengah-tengah simpang-siur aktivitas sehari-hari,
sekaligus untuk memulihkan energi yang terus melemah Starratt (2007)
mengingatkan para kepala sekolah, untuk menyadari beberapa unsur dalam
landasannya sendiri, yakni bersikap adil membantu para guru, dan menyediakan
guru-guru terbaik bagi para siswa.
Bagaimanapun ia harus berusaha
menguntungkan semuanya: guru untung, siswa untung, kepala sekolah untung, dan
dewan guru pun untung. Ia akan menghindari situasi dimana satu pihak
diuntungkan dengan mengorbankan pihak lain. Sadar akan banyaknya hal yang dipertaruhkan,
ia lebih mungkin mengarahkan situasi sehingga tidak merosot menjadi situasi
untung rugi atau menang kalah. Ia akan menghormati nilai-nilai mereka dan tidak
akan terpaksa untuk mengorbankan satu pihak demi menguntungkan
yang lain.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah kami melakukan observasi SD
N Bulugede II, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, sebagian besar
manajemen sudah berjalan dengan baik. Manajemen sangat penting
diperhatikan bagi sekolah. Pentingnya manajemen sekolah adalah membantu
memperlancar pencapaian tujuan sekolah agar tercapai secara efektif dan
efisien. Dari hasil tersebut terbukti bahwa manajemen sekolah sangat
penting dalam suatu lembaga pendidikan terutama pengaruhnya terhadap hasil
(output). Dengan manajemen sekolah yang baik tercerminlah mutu dan
kualitas sekolah tersebut, dalam hal ini SD N Bulugede II, Kecamatan
Patebon, Kabupaten Kendal yang menjadikannya dapat diperhitungkan untuk
bersaing dengan sekolah
Bila setiap jenjang dan jenis
sekolah sebagai organisasi pendidikan telah tercapai dengan baik, maka
diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.
Manajemen sekolah di SD N
Bulugede II, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal sangat penting dalam rangka
kegiatan organisasi sekolah karena di situ lebih ditekankan bagaimana cara
dapat mempengaruhi , mengajak orang lain serta mengatur hubungan dengan orang
lain agar bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal
ini kendali dipegang oleh seorang manajer. Kepala sekolah sebagai manajer
hendaknya dapat menerapkan pola kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan yang
efektif dalam manajemen sekolah sangat dibutuhkan untuk memberdayakan segala
sumber daya manusia, dana, serta fasilitas yang ada.
Untuk melaksanakan tugas kepala
sekolah dibantu oleh wakil di bidang kurikulum, sarana-prasarana,
kesiswaan, humas, dan keuangan. Dan apabila fungsi manajemen sekolah dilihat
dari aktivitas manajemennya meliputi kegiatan manajerial oleh kepala sekolah
dan kegiatan operatif oleh para pembantu pelaksananya.
B. Saran
1.
Kepala SD N
Bulugede II, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal diharapkan
dapat berkoordinasi dengan wakil serta pelaksana lain agar manajemen
sekolah dapat berjalan dengan baik.
2.
Manajemen
sekolah harus dilaksanakan dengan efektif untuk mendukung tercapainya tujuan
sekolah.
3.
Manajemen
berbasis sekolah (MBS) perlu dikembangkan dengan baik oleh kepala sekolah
selaku manajer, beserta seluruh jajarannya .
4.
Komunikasi yang
baik dalam organisasi sekolah akan mendukung keberhasilan manajemen SD N
Bulugede II, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.
5.
Segala hambatan
yang muncul harus dapat disikapi secara cermat oleh manajer sekolah.